June 9, 2009

YANG KE DUA LIMA DAN KE ENAM


Hari ini adalah hari ulang tahunku, sekarang umurku sudah dua puluh lima, dua puluh lima tahun??? Jika dipikir-pikir, bukanlah hitungan umur yang sedikit, dan seharusnya pada saat ini sudah banyak yang kucapai. Pastinya umur segini orang-orang sudah meraih Ijazah sarjana, atau bahkan sudah banyak yang meraih ijazah Master. Sedangkan aku jangankan ijazah Master, studiku level degree pun belum selesai.

Masih segar dalam ingatanku, ketika umurku baru mesuk ke sembilan belas tahun, aku dapat Offer letter dari IIUM (INTERNATIONAL ISLAMIC UNIVERSITY MALAYSIA), waktu itu aku hampir saja menghabiskan studi semester ke dua di IAIN Medan. Bukan kepalang senangnya hati ini, ternyata usahaku untuk lulus dan diterima dikampus bertaraf internasional itu tak sia-sia, namun langkah selanjutnya aku ragu untuk pergi jauh meninggalkan orang tuaku, khususnya Ibu tercinta pada saat mereka sangat membutuhkan perhatian dan kasih sayang anak-anaknya. Tetapi, akhirnya Ibu kalah dengan semangat dan cita-citaku yang yang sangat tinggi, setinggi bintang dilangit dan setinggi planet diangkasa. Ibu merelakan kepergianku ke Negeri Jiran. Ibu ingin melihatku berhasil pada suatu hari nanti, dan mampu meraih segala cita-cita Anaknya ini.

Pada bulan Juni 2003, Aku sudah pun menjejakkan kaki diKampus Biru ini, kampus yang selalu terngiang-ngiang dikepalaku sebelumnya. Aku meletakkan segala cita-citaku pada Kampus ini, walaupun ada setitik rasa khawatir aku tak mampu menyelesaikan kuliah disini. Bahkan sempat nervous ketika melihat pelajar-pelajarnya yang aktif, pinter, rajin, dan lainnya. Sampai-sampai aku sempat bego-bego apabila duduk didepan library melihat segala macam jenis bangsa yang Englishnya cas cis cus. Dari yang berkulit putih, putih kemerahan, Kuning, bahkan hitam. Atau yang mempunyai biji mata berwarna Hitam, coklat, biru, hijau, ada juga yang kuning-kuning. Mereka cantik-cantik pikirku. Belum lagi yang blesteran Jepang-Pakistan, Arab-Malayu, Aceh-Afrika, Indonesia-Arab, memang membuat terpelongoh. Maklumlah, sebelumnya Aku Anak desa yang tak pernah melihat berbagai bangsa, walaupun dulu ada juga melihat ketika menunaikan Haji tahun 2000. Tapi, Disini beda! Dikampus Biru, Garden of knowledge and virtue, which has motto : Islamization, Internationalization, Integration and Comprehensive excellence.

Perjalanan panjangku Di Kampus biru tak pernah terlupakan. Perjuangan yang sudah genap enam tahun. Disinilah semua suka cita, duka cita, rasa haru dan sebagainya terjadi. Dimulai kejadian sedih pada Desember 2003, Allah mengambil Ibu tercinta setelah melawan penyakit diabetasnya yang sudah kronik. Episode kehidupanku pun berubah, tak ada semangat untuk melanjutkan studiku. Belum lagi melihat ada Kakak dan Abangku yang sudah mulai kelihatan watak buruknya, terlalu mengejar dunia. Maka, apabila libur semester Aku enggan pulang. Aku menggembara kesana-kesini, pergi Ke Melacca, Negeri Sembilan,Johor atau sekedar melihat modernnya kota Singapore.

Apa yang aku cita-citakan tak seiring dan Allah pun berkehendak lain, Aku bertemu jodohku pada tahun 2005. Pada waktu itu juga aku menikah dengan seorang pria yang karaternya memang menajadi pilihanku. Walaupun Seorang Abang dan Kakak menentang keputusanku, mungkin mereka ingin aku menyelesaikan studiku dulu dan aku tahu itu disebabkan rasa sayang mereka terhadapku.

Waktu berjalan denga cepat, walaupun bagiku terkadang terlalu lambat, apalagi ketika aku merindukan orang-orang tercinta ditanah air.

Enam tahun keberadaanku disini membuat episode-episode kehidupanku berubah dan bertukar. Menjadi Ibu kepada dua putri kembarku, meninggalkan kuliah selama dua semester panjang dan dua semester pendek untuk mengurus dan menjaga mereka sehingga cita-cita yang ingin kucapai tertunda sementara, meninggalnya seorang lagi orang yang aku sayangi (Ayah) pada akhir semester lalu, dan episode lainnya membuatku suka cita, duka cita dan diiringi air mata.

Aku sudah merasakan, memang menyandang dua gelar sekaligus bukanlah mudah, selain ingin melihat anak-anak hidup sehat dan mendapat perhatian penuh, disisi lain aku tetap harus menyelesaikan cita-citaku disini, demi membahagiakan orang-orang yang kucintai, demi janjiku pada orang tua khususnya Ibu, dan demi membuktikan bahwa aku bisa menggapai cita-citaku walaupun sulit bagi mereka mempercayainya.

Ketika lima tahun keberadaanku disini, orang-orang mulai banyak komentar dan melemparkan pertanyaan, sehingga aku lelah mendengar kata-kata yang membuatku sedih, aku selalu menutup telingaku rapat-rapat dan mengasingkan diri dari pelajar-pelajar Indonesia dan Aceh. Bagaimana tidak? Aku sudah lelah dan bahkan malu dengan pertanyaan2 : Kapan selesai? Berapa semester lagi? Koq lama kali selesai? Cepat-cepat ya selesainya, kasihan tuh anaknya? Bahkan ada lagi yang mengatakan : “Ih ih, tega kali yah anaknya ditinggal” dan bermacam pertanyaan serta komentar lainnya. Jadi bagiku tak salah jika mengasingkan diri keputusan yang baik, walaupun suamiku selalu memberi kata-kata semangat : “Jadikanlah perkataan menyakitkan dari orang-orang sebagai cambukan untuk membuat kita semangat. Usah peduli kata-kata seperti itu, karena hanya kita yang mengerti diri kita sendiri”.

Bukannya kata-kata atau pertanyaan seperti itu membuat aku tak semangat, tapi sering membuat diri ini malu, seakan-akan betapa bodohnya aku sehingga dalam waktu enam tahun pun tak mampu menyelesaikan tingkat degree. Hal ini yang menjadikanku rendah diri, walaupun Aku, suami dan saudara-saudaraku tak henti-henti menyakinkanku bahwa aku BISA bahwa aku mampu meraih segulung Ijazah itu.

Aku telah membuktikan bahwa aku tak seperti yang orang sangkaan. Tiap semester CGPA ku meningkat, walaupun mungkin sedikit demi sedikit. Alhamdulillah, Kawan-kawan kuliahku tak pernah menyepelekanku, apalagi ketika mereka tahu Aku salah seorang mendapat nilai tertinggi untuk subject Contemporary Issues In Ushuluddin, berita ini dibocorkan oleh dosen yang bersangkutan sebelum lagi kami dapat melihat Result kami seperti yang telah ditentukan A&R. Diantara kawan ku itu ada yang sekelas lagi denganku semester ini, dan selalu mengajak aku untuk berdiskusi, dia mengangapku pinter, walaupun aku kurang percaya dengan concept antara PINTER DAN TAK PINTER. Didalam hidupku hanya ada concepts :

SEMANGAT DAN TAK SEMANGAT,
BERUSAHA DAN TAK BERUSAHA,
BERDOA DAN TAK BERDOA,

Hanya konsep itu yang dapat merubah seseorang menjadi sukses setelah melalui fase-fase rumit yang mendorong dia untuk semangat, kemudian berusaha dan diiringi dengan Doa, karena usaha tanpa doa adalah minus! Bukan sia-sia! Kita adalah seorang hamba yang lemah, yang memerlukan pertolonganNya dan bantuanNya. Hamba yang Sangat Bodoh dibandingkan PengetahuanNya yang tak terbatas, All Knowledge and All known. Jangan sekali-sekali menganggap diri Anda jenius! Anggaplah bahwa kita banyak kekurangan sehingga mendorong kita untuk terus belajar dan menuntut ilmu.

Kini, Episode kehidupanku di kampus Biru akan segera berakhir setelah melalui perjalanan panjang, perjuangan lama yang Insya Allah akan merdeka, kesusahan hidup disini, cobaan yang tak henti sehingga membuatku lebih tabah. Linangan Air mata dan kesedihan yang mendorongku terus maju sampai Aku benar-benar meraihkan kemerdekaan itu. Sampai impianku untuk membahagiakan mereka (Ibu, Ayah, Suami, Anak-anak, Adik, Kakak dan Abang) benar-benar nyata…

Ingin rasanya suatu saat nanti aku jadikan episode kehidupanku dikampus biru menjadi sebuah Memorandum untuk Anak cucu kami, Insya Allah!

3 comments:

  1. Waah.., Met Milad ya kak, Happy Birthday.
    Moga usia kk penuh berkah & tercapai segala cita-cita, amiin..

    ReplyDelete
  2. Amiiiiinnn!!!

    Yup, Mksih byk yah!

    ReplyDelete
  3. happy b' day kkQu,,
    mg sisa usia makin berkah,,

    with luv
    -rini-

    ReplyDelete