September 17, 2009

Rezeki Anak-anak dibulan Ramadhan

Saya yakin dengan kata-kata, entah pepatah atau termaktub didalam hadis 'Setiap anak pembawa rezeki'. Tapi saya masih belum yakin dengan kata-kata 'Banyak Anak banyak rezeki'. Oleh karena itu saya dan suami berencana hanya mempunyai keluarga kecil saja, entah tiga anak atau empat orang saja. Alasannya saya tak ingin menjadi orang rumahan saja, ingin suatu saat membantu ekonomi keluarga dan hidup lebih mandiri. Saya tak tega kalau sering meminta dengan suami untuk keperluan-keperluan yang kurang penting (Red beli alat-alat rumah tangga atau ke salon).

Alhamdulillah! Rezeki anak-anak kami memang bagus. Ini terbukti dengan pepatah tadi. Ketika saya melahirkan si kembar (Anak pertama), ada dua orang relasi suami saya yang menanggung biaya operasi sebesar tujuh juta. Kemudian, belum lagi rezeki-rezeki lainnya. Setelah kami mampu membeli sebidang tanah dengan menghutang kepada kakak saya, kami binggung, apakah kami sanggup membangun rumah atau masih terus mengontrak? Sedangkan hutang-hutang kami belum lunas. Saya selalu berangan-angan agar suatu saat mempunyai rumah impian saya. Majalah-majalah desain rumah pun berserakan, tapi mimpi tak jadi kenyataan. Sehingga apabila saya membeli majalah yang baru suami saya pun geli melihatnya. Memang begitulah saya, selalu berangan-angan agar menjadi kenyataan.

Setelah beberapa bulan tanah tersebut terlantar, akhirnya suami dan staff lainnya yang belum mempunyai rumah dihadiahkan uang sebesar tujuh puluh juta. Atasan beliau memerintahkan agar uang tersebut cukup untuk dibangun rumah, entah tipe 36 atau sesuai selera masing-masing. Sehingga ada beberapa diantara mereka menambah bajet untuk rumah, termasuk kami.

Tak hanya sampai disitu, Sang pemberi rezeki melimpahkan rahmat dan rezekinya kepada kami dibulan ramadhan ini. Saya dan saudara-saudara mendapatkan sejumlah nominal dari penjualan tanah-tanah hadiah Almh Ibunda kami, yang mudah-mudahan uang ini bisa kami pergunakan untuk melanjutkan pembangunan rumah kami yang masih belum sempurna. Saya Anggap semua ini rezeki anak-anak dan termasuk janin dalam kandungan saya sekarang. Berulang-ulang saya bersyukur dan meneteskan air mata. Setelah Allah memberikan kami kesempitan uang dan hutang belum terlunaskan, sekarang Dia memberikan rezeki yang melimpah ruah. Dan Berulang kali saya berdoa untuk Ibunda dan Ayahnda diAlam sana agar mereka yang telah bersusah payah meninggalkan rezeki untuk kami diberikan kelapangan dan rezeki serta maghfirahNya.

Ada rasa malu dihati ini kepadaNya. Ketika saya diberikan ujian kesusahan ekonomi, saya sering mengeluh walaupun tetap sabar. Namun kenyataannya anugerahNya tak habis-habis. Satu yang selalu diingatkan suami saya; 'Jangan lupa zakat, jangan lupa sedeqah'. Saya pun tak ingin menjadi manusia yang ingkar dan tak tahu bersyukur. Saya tak ingin Allah mencabut nikmat yang telah diberikan kepada kami, sebagaimana ayat yang selalu terngiang-ngiang ditelinga saya; "Lain syakartum la aziydanakum, walain kafartum inna 'azabi la syadid", Apabila Engkau bersyukur maka Aku tambahkan nikmatKu padamu, dan apabila engkau ingkar sesungguhnya azabKu sangat pedih.

Semoga tulisan ini menjadi ikhtibar kepada pembaca setia dan banyak manfaatnya!

September 16, 2009

Paprik Cumi dan udang

Bahan-bahan

-100gr udang
-100gr cumi
-100gr kacang panjang
-100gr wortel
-1/2 siung bawang bombay
-3 lembar daun jeruk purut (diiris)
-Garam secukupnya

Bumbu dihaluskan

-7 siung bawang merah
-3 Siung bawang putih
-4 Buah cabe kering

Caranya

-Tumis Bumbu-bumbu yang dihaluskan sehingga harum
-Kemudian masukkan udang dan cumi
-masukkan wortel
-Setelah wortel setengah matang, masukkan kacang panjang, bawang bombay dan daun jeruk.
-Dan terakhir masukkan Garam
-Siap dihidangkan.

September 8, 2009

Cuai vs Jujur

Pada tanggal 8 september 2009, tepatnya 17 Ramadhan Saya dan suami pergi ke Bank Madiri Syariah kota Banda Aceh dengan hajat ingin menarik uang. Setelah selesai transaksi saya mengecek sisa tabungan dibuku rekening dekat suami saya duduk.

"Bang, koq ada masuk 100 lagi?" Saya menunjuk buku rekening pada suami dengan penuh keheranan atas total uang yang ada direkening, padahal setahu saya, kakak saya hanya transfer 100juta yang waktu itu saya memang menemaninya ketika dia pergi ke Bank.
"Mungkin kak ita udah transfer lagi ga? atau mungkin dia transfer dua kali". Si Abang juga sedikit heran.
"Ga mungkin lah, pas dia transfer tu ada odah. lagipun waktu itu BRI ga bisa ngasih transfer banyak".
"Ya udah, nanti coba tanya kak ita lagi". Kata suamiku.

Kami meninggalkan BSM masih dengan penuh keheranan dan penuh tanda tanya.

Pikiranku masih berkecamuk dengan uang 100 juta yang ada direkening tadi. Apa ada orang salah transfer? Atau ada kesalahan pada BRI (dimana kak ita transfer uang untukku)? Atau, jangan-jangan aku dapat undian?Huuuuuhhh!!!

Sesampai dirumah aku langsung menelpon kak Ita. Dia terkejut dengan berita aku tadi. Katanya dia akan cek lagi total uang direkening dia, mana tau dugaan aku benar bahwa uang tersebut ditransfer dua kali.

Setelah Aku menunggu beberapa jam dengan penuh penasaran dan tanda tanya, bukan karena kegirangan dapat rezeki nomplok tapi aku sangat terbeban dengan uang tak jelas itu. Aku hubungi kak Ita lagi. Dia jelaskan bahwa sisa uang direkeningnya sudah betul. Dia menyarankan agar aku re-check ke BSM, mungkin kesalahan pada BSM atau BRI. waktu itu dia sempat bercanda:
"Dah, Kalo ternyata dapat undian jangan lupa bagi-bagi, yah? Haha".
" Ha'a, tenang aja! Odah kasih tiket Umrah. Hahaha". Balasku

Pada jam istirahat, suami langsung menuju BSM lagi ingin minta penjelasan dari pihak BSM. Ketika nomor giliran suami tertera ternyata si teller urung untuk melanjutkan pekerjaannya dan memilih untuk istirahat.

"Kak, cuma bentar aja nih. Saya cuma mau tau siapa pengirim uang ini, dan via bank apa."
Si teller dengan gaya jutek, mungkin karena kecapekan meraih buku rekening tersebut untuk dicek.

"Ini kesalahan pihak BSM. Teller yang print buku ini me-record dua kali uang yang 100juta tersebut, maka jumlahnya jadi 200juta."
"Oh gitu yah? Kami juga heran, koq ada uang masuk lagi dengan jumlah yang sama dan pada hari yang sama".

Si Teller cepat-cepat memperbaiki kesalah pada rekening tersebut.

Ketika suami pulang dari kerja kami berdiskusi masalah uang tadi lagi.

"Oo, walah! dikirain dapat rezeki nomplok. Rupanya cobaan bulan puasa. Padahal udah berangan-angan tadi, yang pertama mau kasih bapak(Mertua) lima mayam untuk ongkos umrah, mau kasih kak Ita, Nadya, Mau disumbangi dan sisanya mau dibeli mobil, tapi nambah dikitlah. Hehehe". Suamiku ikut tertawa mendengar ocehanku.
"Syukurnya rekening itu gak kosong, kalo kosong betapa sedihnya diri ini ternyata uang itu uang kesasar." Suamiku tertawa lagi.

Ya, begitulah sekilas cerita kemarin. Ada lucunya karena aku sempat berangan-angan. Ada harunya karena kami masih diberikan sifat jujur. Bayangkan saja, kalau pihak Bank syariah mandiri Langsa(Dimana aku buka rekening) tak mengetahui kesalahan mereka perbuat pada siapa! Bisa-bisa si Karyawan dipotong gajinya sampai bertahun-tahun. Itu masih rezeki dia yang mungkin telah sholat hajat berkali-kali, atau sampai bernazar sekaligus.

Tapi dihati masih tersimpan rasa kesal pada karyawan BSM Banda Aceh kemarin, udah jutek, terus tak ada pun ucapan terima kasih dari mulutnya atas kejujuran kami. Hemm!!! Itulah budaya orang indonesia, hehehe..

Semoga menjadi ikhtibar!

July 20, 2009

I love gardening! how about you?

((' Pegaga ' I bought RP 15000))

I love gardening too much, and my honey too. I think, because of some words which always I used to say to him : "I really want to plant some vegetables such as kailan, Spinach, Salad, Chili, pegaga, tomato,celery and bla bla bla ". Or sometime I say : "Don't you want to save our money by planting the vegetables and fruits?".

I planted some vegetables like Kailan, green spinach, french celery, red chili, tomato, pegaga, Lime, ginger, turmeric, and star fruit. Spinach is one of vegetables which has fast growing, and easy to grow in any type of soil. I wish I can plant some import fruits someday such as Apricot, Plum, Kiwi etc. Now, I still search information about these fruits, usually the fruits are only grow in cold weather countries, and Banda Aceh is very hot. However, If anybody knows about this, please inform me!

(('lime' I bought RP13000))



((Green spinach seeds RP15000, 45 gr))


I have some reasons why I love gardening :

- Save money. The vegetables that we plant are cheaper than we buy.
- Pesticides free. This chemistry substance is dangerous, and can't be removed by washing the vegetables and fruits. It can cause to get the cancer and other hazard diseases.
- More delicious. The organic vegetables and fruits that we plant are more delicious than arroganic.
- The plants have number advantages for human life.

So, say yes to gardening. I think this activity doesn't have single disadvantage. let's make our planet green!

Singgah sejenak

Para browser yang setia apa kabar semua?

Rasanya lama juga tidak menulis di private media ini. Maklum, sebelumnya saya sangat sibuk mempersiapkan final exam, dan Alhamdulillah! Saya telah lulus. Sekarang tinggal menunggu result from senate meeting, terus baru buat clearance.

Sambil menunggu keputusan senate meeting dan dokumen-dokumen yang mengantarkan saya ke dunia profesi, ada banyak kegiatan yang rutin saya lakukan dirumah. Mengurus anak-anak, suami, membereskan pekerjaan rumah, dan kegiatan yang membuat saya enjoy tentunya berkebun. Dan nanti akan saya Post-kan dilebel khusus tentang aktifitas yang satu ini,hehe.

Satu kegiatan yang selalu diingatkan suami tecinta, yaitu ngumpul sama para tetangga kala sore hari, atau sekedar ngobrol-ngobrol dengan mereka salah satu cara bersosialisasi dengan mereka. Sering kali pekerjaan rumah yang tiada hentinya menjadi penghambat untuk berkumpul dengan mereka, tapi saya usahakan lagi! Karena kemungkinan besar kami menjadi warga tetap Geuce komplek, Insya Allah! Dan alhamdulillah! Saya telah memenuhi undangan tupperware party tetangga depan rumah (walaupun gak beli). Saya akui, mereka adalah para tetangga yang baik dan ramah, hal ini terbukti ketika kami mengadakan syukuran rumah baru kami, mereka memenuhi undangan kami. Bahkan ada beberapa ibu yang tak diundang datang, itu suatu kehormatan buat kami sebagai warga baru.

Mohon maaf kepada kawan yang belum saya penuhkan permintaan (resep) dari saya, Insya Allah akan saya post kan pada label selanjutnya!

Salam Hangat,

Raudah's property

June 19, 2009

Resep Kiriman Teh Nia


Assalamualaikum semuanya nia ada resep rahasiah buat tomyam dari asli orang Thailand waktu kak nia di Sudan.Semuanya sama tapi ada tambahan bumbunya digoreng satu satu ditumbuk di ulekan llau dimasukan ke kuah tomyam

Bumbu Resep tomyam asli Thailand

4 Bawang merah iris goreng dihaluskan
3 bawang putih iris lalu digoreng dan dihaluskan
4 cabe kering goreng lalu dihaluskan


Cara2nya sama seperti resep sebelumnya.....
Selamat mencoba

June 9, 2009

YANG KE DUA LIMA DAN KE ENAM


Hari ini adalah hari ulang tahunku, sekarang umurku sudah dua puluh lima, dua puluh lima tahun??? Jika dipikir-pikir, bukanlah hitungan umur yang sedikit, dan seharusnya pada saat ini sudah banyak yang kucapai. Pastinya umur segini orang-orang sudah meraih Ijazah sarjana, atau bahkan sudah banyak yang meraih ijazah Master. Sedangkan aku jangankan ijazah Master, studiku level degree pun belum selesai.

Masih segar dalam ingatanku, ketika umurku baru mesuk ke sembilan belas tahun, aku dapat Offer letter dari IIUM (INTERNATIONAL ISLAMIC UNIVERSITY MALAYSIA), waktu itu aku hampir saja menghabiskan studi semester ke dua di IAIN Medan. Bukan kepalang senangnya hati ini, ternyata usahaku untuk lulus dan diterima dikampus bertaraf internasional itu tak sia-sia, namun langkah selanjutnya aku ragu untuk pergi jauh meninggalkan orang tuaku, khususnya Ibu tercinta pada saat mereka sangat membutuhkan perhatian dan kasih sayang anak-anaknya. Tetapi, akhirnya Ibu kalah dengan semangat dan cita-citaku yang yang sangat tinggi, setinggi bintang dilangit dan setinggi planet diangkasa. Ibu merelakan kepergianku ke Negeri Jiran. Ibu ingin melihatku berhasil pada suatu hari nanti, dan mampu meraih segala cita-cita Anaknya ini.

Pada bulan Juni 2003, Aku sudah pun menjejakkan kaki diKampus Biru ini, kampus yang selalu terngiang-ngiang dikepalaku sebelumnya. Aku meletakkan segala cita-citaku pada Kampus ini, walaupun ada setitik rasa khawatir aku tak mampu menyelesaikan kuliah disini. Bahkan sempat nervous ketika melihat pelajar-pelajarnya yang aktif, pinter, rajin, dan lainnya. Sampai-sampai aku sempat bego-bego apabila duduk didepan library melihat segala macam jenis bangsa yang Englishnya cas cis cus. Dari yang berkulit putih, putih kemerahan, Kuning, bahkan hitam. Atau yang mempunyai biji mata berwarna Hitam, coklat, biru, hijau, ada juga yang kuning-kuning. Mereka cantik-cantik pikirku. Belum lagi yang blesteran Jepang-Pakistan, Arab-Malayu, Aceh-Afrika, Indonesia-Arab, memang membuat terpelongoh. Maklumlah, sebelumnya Aku Anak desa yang tak pernah melihat berbagai bangsa, walaupun dulu ada juga melihat ketika menunaikan Haji tahun 2000. Tapi, Disini beda! Dikampus Biru, Garden of knowledge and virtue, which has motto : Islamization, Internationalization, Integration and Comprehensive excellence.

Perjalanan panjangku Di Kampus biru tak pernah terlupakan. Perjuangan yang sudah genap enam tahun. Disinilah semua suka cita, duka cita, rasa haru dan sebagainya terjadi. Dimulai kejadian sedih pada Desember 2003, Allah mengambil Ibu tercinta setelah melawan penyakit diabetasnya yang sudah kronik. Episode kehidupanku pun berubah, tak ada semangat untuk melanjutkan studiku. Belum lagi melihat ada Kakak dan Abangku yang sudah mulai kelihatan watak buruknya, terlalu mengejar dunia. Maka, apabila libur semester Aku enggan pulang. Aku menggembara kesana-kesini, pergi Ke Melacca, Negeri Sembilan,Johor atau sekedar melihat modernnya kota Singapore.

Apa yang aku cita-citakan tak seiring dan Allah pun berkehendak lain, Aku bertemu jodohku pada tahun 2005. Pada waktu itu juga aku menikah dengan seorang pria yang karaternya memang menajadi pilihanku. Walaupun Seorang Abang dan Kakak menentang keputusanku, mungkin mereka ingin aku menyelesaikan studiku dulu dan aku tahu itu disebabkan rasa sayang mereka terhadapku.

Waktu berjalan denga cepat, walaupun bagiku terkadang terlalu lambat, apalagi ketika aku merindukan orang-orang tercinta ditanah air.

Enam tahun keberadaanku disini membuat episode-episode kehidupanku berubah dan bertukar. Menjadi Ibu kepada dua putri kembarku, meninggalkan kuliah selama dua semester panjang dan dua semester pendek untuk mengurus dan menjaga mereka sehingga cita-cita yang ingin kucapai tertunda sementara, meninggalnya seorang lagi orang yang aku sayangi (Ayah) pada akhir semester lalu, dan episode lainnya membuatku suka cita, duka cita dan diiringi air mata.

Aku sudah merasakan, memang menyandang dua gelar sekaligus bukanlah mudah, selain ingin melihat anak-anak hidup sehat dan mendapat perhatian penuh, disisi lain aku tetap harus menyelesaikan cita-citaku disini, demi membahagiakan orang-orang yang kucintai, demi janjiku pada orang tua khususnya Ibu, dan demi membuktikan bahwa aku bisa menggapai cita-citaku walaupun sulit bagi mereka mempercayainya.

Ketika lima tahun keberadaanku disini, orang-orang mulai banyak komentar dan melemparkan pertanyaan, sehingga aku lelah mendengar kata-kata yang membuatku sedih, aku selalu menutup telingaku rapat-rapat dan mengasingkan diri dari pelajar-pelajar Indonesia dan Aceh. Bagaimana tidak? Aku sudah lelah dan bahkan malu dengan pertanyaan2 : Kapan selesai? Berapa semester lagi? Koq lama kali selesai? Cepat-cepat ya selesainya, kasihan tuh anaknya? Bahkan ada lagi yang mengatakan : “Ih ih, tega kali yah anaknya ditinggal” dan bermacam pertanyaan serta komentar lainnya. Jadi bagiku tak salah jika mengasingkan diri keputusan yang baik, walaupun suamiku selalu memberi kata-kata semangat : “Jadikanlah perkataan menyakitkan dari orang-orang sebagai cambukan untuk membuat kita semangat. Usah peduli kata-kata seperti itu, karena hanya kita yang mengerti diri kita sendiri”.

Bukannya kata-kata atau pertanyaan seperti itu membuat aku tak semangat, tapi sering membuat diri ini malu, seakan-akan betapa bodohnya aku sehingga dalam waktu enam tahun pun tak mampu menyelesaikan tingkat degree. Hal ini yang menjadikanku rendah diri, walaupun Aku, suami dan saudara-saudaraku tak henti-henti menyakinkanku bahwa aku BISA bahwa aku mampu meraih segulung Ijazah itu.

Aku telah membuktikan bahwa aku tak seperti yang orang sangkaan. Tiap semester CGPA ku meningkat, walaupun mungkin sedikit demi sedikit. Alhamdulillah, Kawan-kawan kuliahku tak pernah menyepelekanku, apalagi ketika mereka tahu Aku salah seorang mendapat nilai tertinggi untuk subject Contemporary Issues In Ushuluddin, berita ini dibocorkan oleh dosen yang bersangkutan sebelum lagi kami dapat melihat Result kami seperti yang telah ditentukan A&R. Diantara kawan ku itu ada yang sekelas lagi denganku semester ini, dan selalu mengajak aku untuk berdiskusi, dia mengangapku pinter, walaupun aku kurang percaya dengan concept antara PINTER DAN TAK PINTER. Didalam hidupku hanya ada concepts :

SEMANGAT DAN TAK SEMANGAT,
BERUSAHA DAN TAK BERUSAHA,
BERDOA DAN TAK BERDOA,

Hanya konsep itu yang dapat merubah seseorang menjadi sukses setelah melalui fase-fase rumit yang mendorong dia untuk semangat, kemudian berusaha dan diiringi dengan Doa, karena usaha tanpa doa adalah minus! Bukan sia-sia! Kita adalah seorang hamba yang lemah, yang memerlukan pertolonganNya dan bantuanNya. Hamba yang Sangat Bodoh dibandingkan PengetahuanNya yang tak terbatas, All Knowledge and All known. Jangan sekali-sekali menganggap diri Anda jenius! Anggaplah bahwa kita banyak kekurangan sehingga mendorong kita untuk terus belajar dan menuntut ilmu.

Kini, Episode kehidupanku di kampus Biru akan segera berakhir setelah melalui perjalanan panjang, perjuangan lama yang Insya Allah akan merdeka, kesusahan hidup disini, cobaan yang tak henti sehingga membuatku lebih tabah. Linangan Air mata dan kesedihan yang mendorongku terus maju sampai Aku benar-benar meraihkan kemerdekaan itu. Sampai impianku untuk membahagiakan mereka (Ibu, Ayah, Suami, Anak-anak, Adik, Kakak dan Abang) benar-benar nyata…

Ingin rasanya suatu saat nanti aku jadikan episode kehidupanku dikampus biru menjadi sebuah Memorandum untuk Anak cucu kami, Insya Allah!